Monday, April 30, 2012

Pencuri Biskut




Suatu malam, seorang wanita sedang menunggu penerbangan d ruang menunggu. Dia mempunyai beberapa jam sebelum masa berlepasnya tiba. Untuk mengisi waktunya, dia membeli buku dan sebungkus biskut di sebuah kedai di dalam lapangan terbang, lalu mencari tempat duduk.
Sambil duduk wanita tersebut memakan biskut yang baru dibelinya. Dalam keasyikan, dia melihat seorang lelaki di sebelahnya dengan begitu berani mengambil satu demi satu biskut yang berada di tengah-tengah antara tempat duduk mereka berdua.
Wanita tersebut cuba mengabaikan agar tidak timbul kekecohan. Dia membaca sambil memakan biskut dan melihat jam di tangannya. Sementara si “pencuri biskut” yang berani itu menghabiskan biskutnya.
Waktu berlalu dan wanita itu semakin kesal. Wanita itu sempat berfikir, “kalau saya bukan orang baik, sudah tentu saya marah dia di depan semua orang”.
Setiap dia mengambil satu biskut, si lelaki itu juga mengambilnya. Wanita itu menghela nafas lega saat penerbangannya diumumkan, dan ia segera mengumpul barang-barang miliknya dan menuju ke pintu berlepas.
Ia naik pesawat dan duduk di kerusinya, lalu mencari buku yang hampir selesai dibacanya. Saat dia menyelongkar begnya, ia menarik nafas kerana terkejut. Ternyata di dalm begnya ada bungkusan biskut yang dibelinya. “aik, biskut saya ada di sini, jadi biskut yang tadi sya makan milik siapa? Milik lelaki itu?
Aduh, sudah terlambat untuk meminta maaf. Dia tersandar dan berasa sedih. Sesungguhnya sayalah yang bersalah dalam hal ini, tidak tahu berterima kasih dan ternyata sayalah “pencuri biskut” itu.
kisah pencuri biskut seperti tadi sering terjadi di dalam hidup kita. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kaca mata kita sendiri, dan jarang sekali berprasangka baik. Orang lainlah yang selalu bersalah, orang lain patut disingkirkan, orang lain yang tdk tahu diri, orang lain yang berdosa, orang lain yang selalu buat masalah.
Kita sering mengalami hal di atas, kita sering berfikir bahawa kita paling benar, kita paling suci, kita paling tinggi, kita paling pintar.
Sejak detik ini, bolehkah kita memulai untuk rendah hati? Dan tidak lagi menjadi “pencuri biskut” yang teriak “pencuri” kepada orang lain.

Saturday, April 28, 2012

Sometimes We jUst Don't Understand

Ilustrasi gambar di atas menunjukkan proses yang dilalui oleh seorang anak kecil sebelum menerima susu daripada ibunya di mana dia harus berjalan malah terjatuh sebelum menerima apa yang diinginkannya. Ini menggambarkan cara Tuhan menjawab doa kita. kita menginginkan sesuatu lalu kita menyampaikan permohonan kita kepada Tuhan dalam bentuk doa. namun tidak selalunya jawapan Tuhan ialah "YA". Seringkali kita merasakan bahawa Tuhan tidak berbuat apa-apa, Ia seolah-olah jauh dan tidak bisa mendengar serta mengabulkan permintaan kita. Saya sendiri melalui keadaan itu, bila mana kehidupan selalu tidak berjalan seperti apa yang saya inginkan.Kadang-kadang Tuhan membiarkan kita berjalan sendiri tujuannya hanyalah untuk memastikan apakah kita tetap setia berharap kepadaNya meskipun harus menempuhi kegagalan dan kejatuhan sebelumnya. 

Kesetiaan Tuhan dalam menjawab doa itu terjamin. Tetapi Ia menjawab doa kita sesuai waktunya, rencana dan tujuannya. Kerana alasan Tuhan sendiri, Ia menunggu hingga kita betul-betul siap untuk menerima berkatNya. Kemudian tepat waktu dan Masa Tuhan Ia akan mencurahkan berkatnya dalam semangat dan sukacita kerana kita tetap setia kepadaNya. Setiap peribadi kita adalah unik bagi Tuhan dan Ia tahu waktu, tempat dan proses bagi setiap peribadi untuk memberikan jawaban yang terbaik terhadap doa-doa kita yang tulus. Oleh itu sya menyeru diri saya dan kawan-kawan seiman persiapkanlah diri kita agar bisa menerima "Jalan" yang sudah Tuhan berikan bagi kita sehingga kita mampu untuk keluar dari masalah kita. Amen!!!!!

Thursday, April 26, 2012

Quotes for Every Mother in the World....


Motherhood is a Blessing.........





Kisah Si Ayam dan Si Babi






Alkisah, adalah dua binatang yang berkawan rapat sejak dari kecil, yaitu si ayam dan si Babi. Mereka selalu berjalan bersama ke mana pun mereka pergi. Stu hari, waktu berjalan melalui hutan belantara yang jauh dari kesibukan kota dan hiruk-pikuk di bandar, mereka terjumpa seorang lelaki yang hampir mati.
Si ayam berkata, "Eh, lihat tu! nampaknya ada orang sedang berbaring di depan!"
Si babi : "Iya, yam...saya pun nampak juga.... nampaknya dia macam kesakitan, mari kita hampiri dia."
mereka melihat dari dekat, dan laki-laki itu dengan lemah berkata:"Tolong, saya lapar dan belum makan lagi, saya tidak mempunyai makanan."
Lalu si ayam berkata kepada si babi: "Eh, kasihan lah.... mari kita tolong dia."
Si babi menyahut: tapi macam mana yam? kita kan tiada bawa bekal apa-apa?"
Si ayam berkata:" Ya, tidak apa..kita beri saja apa yang ada pada diri kita dan kita olah menjadi makanan, setuju?"
Babi mengangguk : Baiklah, kalau itu dapat membantu menyelamatkan nyawa orang itu, saya bersedia."
Dipendekkan cerita, mereka masing-masing memberikan sebahagian dari diri mereka dan mengolahnya menjadi makanan dan memberikannya kepada lelaki tersebut. ia sangat berterima kasih, kesihatannya telah pulih dan ia meneruskan perjalanannya. Si ayam dan si babi pun meneruskan perjalanan mereka.
Si ayam berkata: "Gembira rasanya, kita dapat menolong orang..."
Si babi membalas : "Iya lah, saya pun gembira. tapi kamu  jangan jalan cepat-cepat yam, tadi saya memberikan satu kaki saya untuk menjadi makanannya, kamu bagus, boleh bertelur..."
Cerita di atas menggambarkan 2 jenis dalam memberi, yaitu memberi dalam kelimpahan dan memberi dalam kekurangan. Sifat ini dapat kita refleksikan dalam diri kita, yaitu ketika kita memberikan persembahan dalam gereja, boleh ditanyakan dalam diri kita sendiri. "Apakah saya merasa siudah memberikan yang terbaik untuk Tuhan?" Biarlah hati nurani masing-masing yang menjawabnya. 
Saya teringat, ketika Tuhan Yesus memperhatikan orang-orang yang memberi persembahan. Orang-orang kaya memberi persembahan dari kelimpahannya, Tetapi seorang janda miskin memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkahnya. (Lukas 21:4). Orang yang memberikan dari kelimpahannya memberi sedikit bagian untuk Tuhan Dan sisa bagian yang jauh lebih banyak untuk dirinya sendiri, sedangkan si janda miskin memberikan seluruh hartanya untuk Tuhan dan tidak ada bahagian untuk dirinya sendiri. Itulah sebuah kenyataan, bahwa setiap orang memiliki kasih yang berbeza untuk Tuhan kita.
Kehendak Tuhan adalah supaya kita mengasihiNya dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita.
Tuhan memang tidak memerlukan harta kita. Ia adalah pemilik surga dan bumi. Jika Ia mau, Ia boleh mengambil semua harta kita. Tuhan menginginkan hati kita, supaya kita berserah kepadaNya. Namun hal ini tidak akan terjadi sepenuhnya sebelum hati kita masih menyayangi harta duniawi. Alkitab berkata : “Dimana hartamu berada, disitu pula hatimu berada” (Mat 6:21).
Dimana hartamu berada, disitu pula hatimu berada.

Pengharapan di Dalam Tuhan







Sebab Kita diselamatkan dalam Pengharapan ~ Roma 8:24


Siapa yang tidak mempunyai harapan? semua orang pasti memiliki harapan di dalam hidupnya. Tidak seorang pun dari kita melalui hari-hari tanpa harapan. kalau tanpa pengharapan kita pasti melalui hidup seolah-olah tanpa tujuan yang jelas dan nyata, hidup yang asal ada saja orang bilang, tanpa impian, tanpa visi dan misi..


Saya percaya setiap orang menginginkan kejayaan, masa depan cerah dan macam-macam lagi yang tidak mampu disebutkan di sini. Itu sebabnya kita merancangkan segala sesuatu demi mencapai impian dan harapan kita. Sebagai orang tua kita pasti mempunyai harapan yang besar terhadap anak-anak kita, tidak kira dalam study dan karier. Begitu juga bagi kita yang belum berkahwin, pastinya memasang impian untuk memiliki kerja yang terjamin, rumah, kereta dan berkahwin dengan pasangan yang sesuai. Itu adalah gambaran pengharapan semua orang selama hidup di dunia ini, padahal dalam sedar atau tidak hidup di dunia hanyalah sementara @ tidak kekal. 


Oleh itu, adalah tindakan yang bijak bagi kita sebagai orang yang percaya untuk tidak bergantung harap kepada hal-hal yang kelihatan, kerana tidak ada satu hal pun yang bisa kita harapkan dari dunia ini. "...sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun." (Roma 8:24b-25). Lalu kepada siapa kita meletakkan pengharapan itu? hanya satu sahaja yang bisa menjadi pengharapan kita yaitu pengharapan di dalam Yesus Kristus. Dia berkata, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yoh 10:10b) Jadi "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku, dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimannya' (Yoh 15:7). 


Bila kita berharap kepada Yesus pengharapan itu tidak pernah mengecewakan (Roma 5:5), Karena Dia tak pernah lalai menepati janjiNya! dan saat kita menaruh pengharapan kita padaNya kita beroleh kekuatan dan semakin kokoh meski berasa di tengah badai pencobaan, karena pengharapan itu seperti sauh yang kuat (Ibr 6:19) 

"Kasihilah Tuhan, hai semua orang yang dikasihiNya! Tuhan menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang-orang yang berbuat congkak diganjarnya dengan tidak tanggung-tanggung. Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap pada Tuhan" (Mzm 31:23-24) 

Wednesday, April 18, 2012

Pengadilan Terakhir






Sumber: Tidak Diketahui

Saat saya berada di pengadilan, setelah saya menjalani hidup saya yang wajar di dunia sampailah semuanya pada masa akhir. Hal yang pertama yang saya ingat adalah saya duduk pada sebuah kerusi dari ruang tunggu yg saya duga adalah sebuah ruang pengadilan. Kemudian pintu terbuka dan saya diperintahkan untuk masuk dan duduk pada kerusi terdakwa.
Saat saya melihat sang Jaksa, dia melirik ke arah saya dan tersenyum licik, menurut saya dia adalah orang tersadis yang pernah saya lihat. Saya duduk dan menoleh ke sebelah saya dan di sana duduk pengacara saya, seorang yang lembut yang sepertinya pernah saya lihat. Pintu di sudut ruangan terbuka dan keluarlah Hakim dengan pakaian berjubah. Dia menjadikan mata saya berfokus padanya.. begitu besar karismanya. Sesaat setelah Ia duduk; "Mari kita mulai", katanya.
Sang Jaksa berdiri dan berkata, "Saya bernama Satan dan berada di sini untuk menunjukkan mengapa terdakwa ini adalah milik dunia saya yaitu neraka." Dia meneruskan perkataannya dengan menyatakan semua kebohongan yang pernah saya katakan; barang yang saya curi di masa dulu; dan saat saya menipu orang lain. Saya begitu malu sampai sampai saya tidak mampu untuk mengangkat kepala saya, melihat ke pengacara sayapun saya malu. Satan terus mengatakan kesalahan kesalahan saya yang kebanyakan sudah tidak saya ingat. Saat Satan menyatakan semuanya itu.. saya pun merasa kesal dan sedih terhadap pengacara saya yang hanya diam dan tidak mencoba membela saya.
Saya berpikir memang semua itu benar tapi tidak sedikit juga saya berbuat baik di dunia semasa saya hidup dan saya pikir semua itu bisa dibandingkan dengan kesalahan saya tersebut.. yang kira kira.. sebandinglah.. Satan selesai dengan nafas menggebu dan berkata "Orang ini milik neraka, dia bersalah atas semua yang saya katakan dan tidak ada satu orang pun yang dapat menyanggah kesalahannya. Keadilan akan ditegakkan saat ini juga."
Kemudian tiba giliran pengacara saya. Pertama Dia minta diizinkan menghampiri sang Hakim. Hakim mengizinkan walau sempat disanggah oleh sang Satan. Saat pengacara saya berdiri dan mulai menghampiri sang Hakim; saya dapat melihat dia secara utuh.. penuh dengan kemuliaanNya. Saat itu saya baru tersadar mengapa Dia kelihatan begitu familiar..
Dia adalah Yesus,Tuhan dan rajaku. Dia berhenti pada meja Hakim dan berbisik padaNya; "Hallo, Ayah"; dan berbalik sambil berkata "Semua yang Satan katakan adalah benar bahwa orang ini telah berdosa, saya tidak akan menyanggah argument tadi. Dan benar upah dosa adalah maut. Orang ini pantas dihukum!!!"
Yesus menarik nafas dalam dalam dan berbalik menatap Hakim dan berkata "Tetapi Saya telah mati di kayu salib sehingga orang ini beroleh hidup yang kekal dan dia telah menerima Saya sebagai penyelamatnya, jadi dia adalah milikKu" dan Tuhanku melanjutkan kalimatNya "Namanya tertulis dalam kitab kehidupan dan tidak ada satu orang pun yang dapat mengambilnya daripadaKu". Satan masih saja tidak mengerti. "Orang ini tidak memerlukan keadilan melainkan belas kasihlah yang ia perlukan."
Yesus duduk lalu berkata, "Tidak ada hal lain yang perlu dilakukan. Semuanya telah Aku selesaikan."
Sang Hakim lalu mengangkat paluNya dan... blammm... lalu terdengarlah Dia berkata "Orang ini bebas dari segala tuduhan karena ia telah dibayarkan penuh, kasus ditutup!!!!"
Saat Yesus menggandeng tangan saya, sempat terdengar Satan menggerutu.. "Saya tidak akan berhenti, saya akan menang lain kali.." Lalu saya memberanikan diri bertanya pada Yesus; "Bapa, pernahkah Engkau kalah dalam kasus seperti ini???" ;
Yesus tersenyum dan berkata "Semua yang datang kepadaKu dan minta Aku untuk mewakili mereka telah menerima hasil yang sama seperti kasusmu ini... Semua telah dibayarkan penuh...!!!"

Terima kasih Tuhan atas cinta dan belas kasihmu.....

KATA-KATA KEJAM

Pagi ni, saya baca satu renungan dalam buku pedoman harian, Tajuk besar artikel ni
 " Kata-kata Kejam".. saya tertarik dengan tajuk ni...mungkin sebab ia seolah-olah menyindir dan menegur saya....(huhu....)

Amsal 12: 18 ~ Kata-kata yang pedas melukai hati seperti tikaman belakang, tetapi ucapan yang bijak bagaikan ubat yang menyembuhkan.

Sebahagian artikel menulis begini: 
"Penulis Kitab Amsal menggambarkan orang yang tidak bijak sebagai orang yang mengucapkan kata-kata pedas melukai hati seperti tikaman pedang" Lidah kita boleh menjadi sepert pisau lipat Swiss Army yang dilengkapkan dengan pelbagai jenis mata pisau apabila dipakai untuk memotong dan memusnahkan sesama.

      Sikap buruk seperti marah, jengkel, patah semangat dan tidak sabar-bahkan keputusasaan, tertekan, rasa bersalah, dan rasa tidak aman-semuanya menyumbang kepada kata-kata kita yang menyumbang kepada kata-kata kita yang merosakkan. Semasa kita menikam hati orang dengan kata-kata, kita melukai dan merosakkan persahabatan serta perhubungan. Tidak hairanlah tujuh perkara yang menjadi kebencian Tuhan merangkumi 
"orang yang menyebabkan perkelahian antara sahabat" (Amsal 6:16-19).

Bagaimanakah kita menghindarkan diri daripada senarai tersebut?

Sebagai permulaan, kita perlu menjaga apa yang kita ucapkan. Umpatan dan fitnah tidak boleh diucapkan, dan kata-kata yang menyakiti dan tidak memberi kesembuhan tidak boleh diterima. kata-kata angkuh, dusta, dan semua cara yang kita gunakan untuk melukai dan membawa perpecahan harus juga dibuang. sebaliknya, 
kata-kata yang menyalurkan kasih dan kuasa penyembuhan daripada pengampunan, belas kasihan, serta kebenaran harus menguasai pertuturan dan perhubungan kita. Lagipun, di manakah kita sekiranya Yesus tidak mengungkapkan kata-kata pengampunan yang penuh kasih dan rahmat kepada kita?

Oleh itu buanglah "PISAU @ KNIFE" tersebut dan gunakan kata-kata kita untuk menolong dan memberi kesembuhan.

Tanpa sedar atau dengan sedar, rasanya sikap buruk yang tersenarai tu sebahagian besar ada dengan saya. saya menyesal dengan sikap diri saya....saya mohon agar Tuhan hadir dan membantu menguatkan saya agar dapat melakukan perubahan sedikit demi sedikit....kepada sesiapa yang saya pernah sakiti hatinya dengan mulut ini, sya mohon banyak-banyak kemaafan, doakanlah saya agar mampu berubah...Amen....

Tuhan menteraikanlah mulutku,
Tolonglah saya menjaga dengan sungguh
kata-kata yang saya ucapkan berkali-kali;
Hai lidahku, berwaspadalah!
"Kata-kata kita mempunyai kuasa untuk membina atau meruntuhkan." 




Quotes about Wisdom

Quote of Wisdom which inspire me today:
1. Knowing yourself is the beginning of Wisdom ~ Aristotle
2. Think before you speak, Read before you think ~ Fran Lebowitz
3. Turn your wounds into wisdom ~ Oprah Winfrey
4. Angry people are not always wise. ~ Jane Austen (Pride and Prejudice)
5. The simple things is also the most extraordinary things, and only the wise can see them ~ Paulo Coelho
6. Knowledge speaks, but wisdom listen ~ Jimi Hendrix
7. The past has no power over the present moment ~ Eckhart Tolle
8. "Honesty is the first chapter of the book wisdom.” ~ Thomas Jefferson
9. “The measure of intelligence is the ability to change.” ~ Albert Einstein
10. Wonder is the beginning of wisdom ~ Socrates
11. We can know only that we know nothing. And that is the highest degree of human wisdom.” ~ Leo Tolstoy

Tuesday, April 17, 2012

My Son's New Hair Style

Sedih pula muka anak sya ni.....hehe....kita gunting rambut ya........
                                                       wah.... botak da anak mamy ni.....
                                                Awantang said" Bila la mau siap ni???" hehe....

                              concentrate ni tukang gunting...takut kena cukur kepala....

Saturday, April 14, 2012

Ujian Kompentensi Penguasa Kastam

Baru jak abis ujian kompentensi penguasa kastam pada 9 - 10 April lalu....sakit2 semua anggota badan, al-maklum lah lama da tidak lari2 setelah memencenkan diri dari dunia kesukanan....huhu.... ada satu aktiviti tdk dapat buat iaitu bangkit tubi!!!! aktiviti ni kena buat sebanyak 28 kali dalam 2 minit...alamak ai.... beratnya badan tdk terkata.....hahaha....apa pun bangga juga dapat menghabiskan larian 3 round setengah kompleks macam d keningau tu.....hehehe......pastu ada aktiviti public speaking, dapat topik "Sports"... mcm senang tp mau cakap English tu yang susah...masa hari kejadian tu ada stop sekejap ala2 blank, nda tau mau cakap apa..ni semua gara2 menghafal teks...bila depan orang hilang semua yg dihafal.....adui na....Tuhan ja tau betapa gabranya saya time tu..... all in all sya harap berjaya and dipanggil untuk next stage which is interview...huhu...klu diizinkan Tuhan saya dapat kena la study berabis......harapannya ialah mendapat kerja yg stabil demi menjamin masa depan keluarga....hehe....God please help me.....:)