Seorang anak bertanya pada ibunya, “Ma, kenapa mama tidak mau bermain bersama saya?”, “kerana mama tidak cukup waktu” jawab ibu anak tersebut. Dialog pun berlanjut. “Mengapa mama tidak punya cukup waktu?”, “Kerana mama harus bekerja". “Kenapa mama harus bekerja?”, “supaya mama mendapat wang”, “Mengapa mama ingin mendapat wang?”, “supaya dapat memberi kamu makan”. Si anak terdiam sejenak. Kemudian ia berkata lagi, “Mama, saya tidak lapar,” *(Willi Hoffsuemmer).
Dialog seperti itu mungkin pernah kita temui di kehidupan sehari-hari. Anak kita ingin supaya kita bisa menjadi teman mainnya dan memberikan sebahagian waktu kita untuknya. Namun terkadang pekerjaan di pejabat sudah menunggu untuk segera dikerjakan. Akhirnya anak kita hanya mendapatkan kekecewaan dan bukan waktu kita untuknya.
Hidup memang harus bekerja, namun hidup bukanlah untuk pekerjaan saja. Ertinya, kita juga harus pandai dan bijak mengatur waktu untuk anak dan keluarga. Jangan pernah beranggapan bahwa keluarga akan berterima kasih karena kita telah memberikan banyak kecukupan dalam KEBENDAAN dan WANG. Justeru saat mereka terbiasa hidup tanpa berdekatan dengan kita, itu adalah hal yang akan memberikan kesan buruk bagi perjalanan sebuah keluarga.
Sekarang saatnya mengganti cara pandang kita terhadap pekerjaan dan keluarga. Pekerjaan memang penting karena menyangkut keperluan keluarga. Tetapi jangan sampai kebahagiaan keluarga yang tentunya adalah satu tujuan kita bekerja justru dikorbankan demi pekerjaan itu sendiri. Aturlah waktu untuk mengajak keluarga bercuti atau paling minima tiap hari luangkan waktu untuk berbincang soal aktiviti yang dilalui sehari ini. Jadilah orang yang tidak hanya disukai dan berprestasi di tempat kerja, tetapi juga di keluarga. Ingat, kehadiran Anda di tengah keluarga menentukan seberapa besar respon keluarga pada Anda. Tempatkan posisi Anda di tengah keluarga, seperti Allah telah menempatkan Anda di sebuah keluarga yang menunggu perhatian dan kasih sayang Anda.
Keluarga lebih membutuhkan kehadiran kita, melebihi banyaknya wang yang kita beri.
No comments:
Post a Comment